Tuesday, October 04, 2016

Norma Dan Etika Dalam Pemasaran, Produksi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Dan Finansial - MINGGU 4

A. Norma dan Etika Bidang Pemasaran

1. Etika pemasaran dalam konteks produk:
Ø  Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat
Ø  Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit 
Ø  Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi
Ø  Produk yang dapat memuaskan masyarakat

2. Etika pemasaran dalam konteks harga:
Ø  Harga diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat
Ø  Perusahaan mencari margin laba yang layak
Ø  Harga dibebani cost produksi yang layak

3.Etika pemasaran dalam konteks tempat / distribusi :
Ø  Barang dijamin keamanan dan keutuhannya
Ø  Konsumen mendapat pelayanan cepat dan tepat

4.Etika Pemasaran dalam konteks promosi :
Ø  Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif
Ø  Sebagai sarana untuk membangun image positif
Ø  Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen
Ø  Selalu berpedoman pada prinsip-prinsip kejujuran
Ø  Tidak mengecewakan konsumen

B. Norma dan Etika pada Bidang Produksi
                Pengertian produksi adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa baru sehingga dapat menambah jumlah, mengubah bentuk, atau memperbesar ukurannya.
Hal yang wajib diperhatikan dalam etika produksi (Bisnis):

1. Nilai
Nilai merupakan aturan main yang dibuat pengusaha dan menjadi  patokan dalam berusaha.

2. Hak dan Kewajiban 
Pengusaha yang mengerti etika akan meminta haknya sebagai pihak yang mendapat keuntungan dari hasil usaha, namun ia juga memahami kewajibannya. Misalnya menggaji karyawan/ membayar pajak dan sebagainya.

3. Peraturan moral
Acuan tertulis yang sangat penting bagi pengusaha ketika mengalami dilema atau permasalahan, baik internal atau eksternal.

4. Hubungan manusia
Beberapa sikap pengusaha yang menunjukkan sikap kepedulian terhadap hubungan manusia sebagai berikut:
                a. Menepati janji yang telah dibuat
                b. Saling membantu
                c. Menghargai orang lain
                d. Menghargai milik orang lain

C. Norma dan Etika pada Manajemen Sumber Manusia
                Etika manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip etika tehadap hubungan dengan sumber daya manusia dan kegiataannya.

Penyebab Perilaku Tidak Etis
Penyebab perilaku tidak etis meliputi tiga aspek yaitu:
a.Karyawan memiliki kemampuan kognitif yang rendah. 
b.Adanya pengaruh orang lain, keluarga, ataupun norma sosial.
c.Adanya ethical dilemma.

Perencanaan Strategi Konsep Etika
Langkah-langkahnya sebagai perencanaan strategi konsep etika yaitu:
Ø  Menentukan standar etika yang ingin ditanamkan
Ø  Mengidentifikasi faktor-faktor etis kritikal yang dapat digunakan dalam mendorongnya konsep etika perusahaan
Ø  Mengidentifikasi kemampuan, prosedur, dan kompetensi yang diperlukan
Ø  Mengintegrasikan konsep etika dalam strategi bisnis yang diperlukan
Ø  Mengembangkan langkah-langkah konkret yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan, mengawasi, dan mengevaluasi konsep etika yang dijalankan
                Tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai etika ini bukan hanya untuk kedisiplinan tetapi lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian karyawan terhadap perkembangan nilai-nilai etika yang lebih berarti.

SUMBER: 
http://kartikasandiutami.blogspot.co.id/2015/11/tugas-2-model-etika-dalam-bisnis-sumber.html


PRINSIP DALAM BISNIS DAN LINGKUNGAN - MINGGU 3

PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS

1. Menurut Caux Round:
                a. Tanggung Jawab Bisnis: dari stakeholders ke stakeholders
                b. Dampak Ekonomis dan Sosial dari Bisnis
                c. Perilaku Bisnis: dari Hukum yang Tersurat ke Semangat Saling Percaya
                d. Sikap menghormati aturan
                e. Dukungan bagi perdagangan multilateral
                f. Sikap hormat bagi lingkungan alam
                g. Menghindari operasi-operasi yang tidak etis

2. Menurut Weiss:
                a. martabat/hak 
                b. Kewajiban
                c. Kewajaran
                d. Keadilan


 3.    Menurut Sonny Keraf:
a. Prinsip Otonomi; yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambilkeputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. 

b. Prinsip Kejujuran; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjiandan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu danharga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

c. Prinsip Keadilan; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.

d. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle); menuntut agar bisnisdijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. 

e. Prinsip Integritas Moral; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.

PRINSIP ETIKA DALAM LINGKUNGAN HIDUP

Keraf (2005 : 143-159) memberikan minimal ada sembilan prinsip dalam etika lingkungan hidup:

1. Sikap hormat terhadap alam atau respect for nature
Alam mempunyai hak untuk dihormati, tidak saja karena kehidupan manusia tergantung pada alam, tetapi terutama karena kenyataan ontologis bahwa manusia adalah bagian integral dari alam.

2. Prinsip tanggung jawab atau moral responsibility for nature
Prinsip tanggung jawab bersama ini, setiap orang dituntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab memelihara alam semesta ini sebagai milik bersama dengan cara memiliki yang tinggi seakan milik pribadinya.

3. Solidaritas kosmis atau cosmic solidarity
Solidaritas kosmis mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan, untuk menyelamatkan semua kehidupan di alam.

4. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam atau caring for nature 
                Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam merupakan prinsip moral, yang artinya tanpa mengharapkan balasan

5. Prinsip tidak merugikan atau no harm
                Merupakan prinsip tidak merugikan alam secara tidak perlu, tidak perlu melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup lainnya.

6. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
                Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup, dan bukan kekayaan, sarana, standar material.

7. Prinsip keadilan
                Prinsip keadilan lebih ditekankan pada bagaimana manusia harus berperilaku satu terhadap yang lain dalam keterkaitan dengan alam semesta dan bagaimana sistem sosial harus diatur.

8. Prinsip demokrasi
                Alam semesta sangat beraneka ragam. Demokrasi memberi tempat yang seluas-luasnya bagi perbedaan, keanekaragaman, dan pluralitas. Oleh karena itu orang yang peduli terhadap lingkungan adalah orang yang demokratis.

9. Prinsip integritas moral
                Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan perilaku terhormat serta memegang teguh prinsip-prinsip moral yang mengamankan kepentingan publik.

SUMBER:


MODEL ETIKA DALAM BISNIS, SUMBER NILAI ETIKA, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETIKA MANAJERIAL - MINGGU 2

Sub Pokok Bahasan
ØImmoral manajemen
ØAmoral manajemen
ØMoral manajemen
ØAgama, filosofi, budaya dan hukum
ØLeadership
ØStrategi performance manajemen
ØKarakter individu
ØBudaya organisasi

A. Immoral Manajemen
-       Immoral manajemen merupakan tingkatan terendah dari model manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis.
-      Manajer yang memiliki manajemen tipe ini  pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya.
-      Para pelaku bisnis yang tergolong pada tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri, baik secara individu atau kelompok mereka.

B. Ammoral Manajemen
-      Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan moralitas dalam manajemen adalah amoral manajemen.
-      Berbeda dengan immoral manajemen, manajer dengan tipe manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali etika atau moralitas. Ada dua jenis lain manajemen tipe amoral ini, yaitu Pertama, manajer yang tidak sengaja berbuat (amoral & unintentional amoral manager). Tipe ini adalah  para manajer yang dianggap kurang peka, bahwa dalam segala keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung akan memberikan efek  pada pihak lain. Kedua, tipe manajer yang sengaja berbuat amoral. Manajemen dengan pola ini sebenarnya memahami ada aturan dan etika yang harus dijalankan, namun terkadang secara sengaja melanggar etika tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis mereka, misalnya ingin melakukan efisiensi dan lain-lain. Namun manajer tipe ini terkadang berpandangan bahwa etika hanya berlaku bagi kehidupan pribadi kita, tidak untuk bisnis. Mereka percaya bahwa aktivitas bisnis berada di luar dari  pertimbangan-pertimbangan etika dan moralitas.

C. Moral Manajemen

-      Tingkatan tertinggi dari penerapan nilai-nilai etika atau moralitas dalam bisnis adalah moral manajemen.
-      Dalam moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada level standar tertinggi dari segala bentuk prilaku dan aktivitas  bisnisnya.
-      Manajer yang termasuk dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku namun juga terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya. Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi hanya jika bisnis yang dijalankannya secara legal dan juga tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang  berlaku.

D. Agama, Filosofi, Budaya dan Hukum

- Agama, sumber dari segala moral dalam etika apapun dengan kebenarannya yang absolut. Tiada keraguan dan tidak boleh diragukan nilai-nilai etika yang bersumber dari agama. Agama berkorelasi kuat dengan moral.
- Filosofi, salah satu sumber nilai-nilai etika yang juga menjadi acuan dalam  pengambilan keputusan oleh manusaia adalah ajaran-ajaran filosofi. Ajaran filosofitersebut bersumber dari ajaran-ajaran yang di#ariskan dari ajaran-ajaran yang sudah diajarkan dan berkembang lebih dari 2000 tahun yang lalu.- Budaya, referensi penting lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan etika bisnis adalah pengalaman dan perkembangan budaya, baik budaya dari suatu bangsa maupun budaya yang bersumber dari berbagai negara (Cracken,  1986). Budaya yang mengalami transisi akan melahirkan nilai, aturan-aturan dan standar-standar yang diterima oleh suatu komunitas tertentu dan selanjutnya diwujudkan dalam perilaku seseorang, suatu kelompok atau suatu komunitas yang lebih besar.
- Hukum, adalah perangkat aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Hukum menentukan ekspektasi-ekspektasi etika yang diharapkan dalam komunitas dan mencoba mengatur serta mendorong para perbaikan-perbaikan masalah-masalah yang dipandang buruk atau tidak baik dalam komunitas.

E. Leadership
 1.   Mampu memberikan inspirasi dan memberikan motivasi kepada orang lain misalnya kepada bawahan.
2.    Memiliki kemampuan yang membuat orang lain merasa segan sehingga ketika berada dalam sebuah organisasi maupun perusahaan ia pun disegani baik oleh rekan kerja maupun rekan bisnis.
3.    Memiliki kewibawaan dan kebijaksanaan sehingga selain mampu menyelesaikan masalah juga tetap disegani oleh para bawahan.

F. Strategi dan Performance Manajemen
-      Compliance Management: Pemenuhan atas semua aturan atau regulasi akan memberikan suatu tekanan baru untuk mencari metoda-metoda yang lebih baik.
-       Profitability Management: Dorongan untuk mengelola biaya dan mengoptimalkan pendapatan akan lebih menajamkan fokus perhatian  perusahaan terhadap peningkatan profitabilitas di perusahaan secara keseluruhan.
-      Process Improvement: Perusahaan-perusahaan juga semakin dituntut untuk lebih fokus dalam menilai dan meningkatan proses-proses operasional yangtelah dimiliki, sebelum anda mengotomatisasikannya dengan menerapkan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) atau CRM (Customer Relationship Management).
-      Cost Management: Menghindari dan mengurangi biaya agar dapat memenuhi persyaratan keuangan dan perusahaan seharusnya menjadi  bagian dari proses operasional standar.
-      Performance Improvement: Tujuan utama performance management adalah meningkatkan hasil-hasil bisnis.
-     Business Innovation: Mentransformasikan atau menerapkan berbagai proses bisnis yang inovatif, agar dapat lebih kompetitif, seharusnya lebih diprioritaskan.

G. Karakter Individu

-      Setiap individu mempunyai karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang dipengaruhi oleh lingkungan.
       Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dibawa sejak ia lahir baik yang berhubungan dengan faktor  biologis maupun sosial psikologis.
-      Nature dan nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat  perkembangan.
-      Karakteristik yang berhubungan dengan perkembangan faktor  biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedang karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. 

H. Budaya Organisasi

Berikut ini karakteristik Budaya organisasi:
1. Inisiatif individual
        Definisi inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab (responsibility), kebebasan (freedom) atau independensi (independent) yang dimiliki setiap individu dalam  berpendapat. Kelompok khususnya pimpinan sebaiknya menghargai dan memang  perlu dihargai inisiatif individu dalam suatu organisasi selama ide dan inisiatif tersebut berguna dalam memajukan dan mengembangkan organisasi atau perusahaan.
2. Toleransi terhadap tindakan Berisiko
        Setiap pegawai dan anggota atau kader perlu ditekankan tentang batas-batas dalam bertindak agresif, inovatif dan mengambil risiko. Sebuah budaya organisasi yang baik adalah sebuah budaya yang memberikan toleransi terhadap anggota atau para pegawai dalam bertindak inovatif dan agresif dalam mengembangkan dan memajukan organisasi atau perusahaan serta mendorong untuk berani dalam mengambil risiko terhadap apa yang akan dilakukannya.
3. Pengarahan
        Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi/perusahaan dapat membuat dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. sasaran dan harapan tersebut haruslah secara jelas tercantum visi, misi dan tujuan organisasi (pengertian visi misi). Keadaan yang seperti ini akan memberikan pengaruh terhadap kinerja organisasi/perusahaan.
4. Integrasi
        Integrasi dalam budaya organisasi adalah kemampuan suatu organisasi atau perusahaandalam memberikan dorongan terhadap unit unit atau satuan dalam organisasi atau  perusahaan untuk bekerja dengan terpimpin atau terkoordinasi. Melalui kerja yang kompak dan terkoordinasi dengan baik dapat mendorong kualitas dan kuantitas  pekerjaan yang dihasilkan oleh sebuah organisasi atau perusahaan.
5. Dukungan manajamen
        Dukungan manajemen dalam budaya organisasi adalah tentang kemampuan tingkat manajer dalam sebuah organisasi atau perusahaan dalam berkomunikasi kepada karyawan. Komunikasi tersebut harusnya dalam  bentuk dukungan, arahan ataupun kritisi (membangun) kepada bawahan. Dengan adanya dukungan manajemen yang komunikatif, sebuah perusahaan atau organisasi dapat berjalan dengan mulus.
6. Kontrol
        Kontrol dalam budaya organisasi sangat penting. Kontrol yang dimaksud adalah  peraturan atau norma yang digunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu diperlukan sejumlah peraturan dan tenaga pengawas (atasan langsung) yang  berfungsi sebagai pengawas dan pengendali perilaku pegawai dan karyawan dalam suatu organisasi.
7. Identitas
        Identitas dalam budaya organisasi adalah kemampuan seluruh karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan dalam mengidentifikasikan dirinya sebagai suatu kesatuan dalam perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian profesional tertentu.
8. Sistem Imbalan
        Sistem imbalan tidak kalah pentingnya dalam budaya organisasi. Sistem imbalan seperti pemberian kenaikan gaji, promosi (kenaikan jabatan), bonus liburan dan lainnya haruslah berdasarkan kemampuan atau prestasi karyawan dalam bekerja dan sangat tidak diperbolehkan atas alasan alasan perusak lainnya seperti senioritas, pilih kasih dan hal-hal lain yang berbau korupsi. Sistem imbalan dapat memberikan boost atau dorongan terhadap prestasi kerja dan memberikan  peningkatan dalam perilaku inovatif dan kerja maksimal sesuai keahlian dan kemampuan yang dimiliki karyawan atau anggota dalam organisasi.
9. Toleransi Terhadap Publik
        Dalam budaya organisasi, perbedaan pendapat yang memunculkan konflik sering terjadi dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Hal inilah yang harus dilakukan sebagai upper management untuk mengarahkan konflik yang terbangun untuk melakukan perbaikan serta perubahan strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Toleransi terhadap konflik harus dimediasi oleh pimpinan atau karyawan superior sehingga terjadi kritis membangun dan tidak saling menyerang.
10. Pola komunikasi
        Pola komunikasi dalam perusahaan atau organisasi sering dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal. Akan tetapi, pola yang terlalu ketat akan menghambat perkembangan organisasi karena tidak adanya hubungan emosional yang kental terhadap bawahan dan atasan dalam organisasi. Ada lima pola kinerja komunikasi yaitu personal, passion, sosial, organisasional politics, dan enkulturasi.


SUMBER:

http://kartikasandiutami.blogspot.co.id/2015/11/tugas-2-model-etika-dalam-bisnis-sumber.html
http://marteen.dosen.narotama.ac.id/files/2011/04/ETIKA-BISNIS.ppt
http://cicilia_el.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/47462/Model+etika+dalam+bisnis,+sumber+nilai+etika+dan+faktor-faktor+yang+mempengaruhi+etika+manajerial.ppt




DEFINISI ETIKA PROFESI - MINGGU 1

Pengertian Etika

  Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kataetikayaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
  Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahanpermasalahan di dunia nyata.
  Kataetikadalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
- —Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
—- Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
—- Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

—- Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

      Pengertian Profesi
  Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan  dari pelakunyaBiasanya sebutanprofesiselalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu.

       DEFINISI ETIKA PROFESI 

Etika profesi menurut Keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional.
Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.

Fungsi Kode Etik Profesi
Mengapa kode etik profesi perlu dirumuskan secara tertulis? Sumaryono (1995) mengemukakan 3 alasannya yaitu :
1. Sebagai sarana kontrol sosial
2. Sebagai pencegah campur tangan pihak lain
3. Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik

SUMBER
http://www.astalog.com/3071/apa-yang-dimaksud-dengan-etika-profesi.htm
https://yanhasiholan.wordpress.com/2013/10/16/pengertian-etika-profesi-dan-etika-profesi/