Film Sang Penjahit
Sinopsis: Sang Penjahit adalah film
pendek karya Lukman Sardi yang menjadi finalis LA Light Indie Movie 2008. Film
ini bercerita tentang seorang kakek mantan veteran yang merupakan seorang
penjahit dan dia diminta untuk menjahit bendera merah putih oleh mahasiswa
untuk demonstrasinya. Dari awal proses membuat bendera ia mendapatkan banyak
rintangan, seperti saat pesanan datang larut malam, lalu bendera tersebut
ketumpahan kopi si penjahit setelah bendera tersebut jadi. Di pagi harinya, si
kakek mencari bahan untuk membuat bendera yang baru. Namun saat tiba di toko
tujuan, toko tersebut tutup. Di perjalanan pulang, dia hampir saja mencuri
bahan yang sedang di jemur, namun karena kecintaannya terhadap Indonesia, dia
tetap melanjutkan perjalanan dan akhirnya dia menggunakan bahan yang ia miliki.
Disaat dia sedang menjahit bendera yang baru, si mahasiswa datang dan meminta
pesanannya. Tapi si kakek mengatakan bahwa bendera tersebut sedang dikerjakan.
Lalu si mahasiswa melihat bendera yang sudah ketumpahan kopi dan berniat
membawa bendera tersebut. Awalnya si kakek melarang, tapi pada akhirnya si
mahasiswa diizinkan membawa bendera tersebut. Setelah peristiwa ini, si kakek
semakin bangga terhadap bangsa Indonesia. Tapi, semuanya berubah saat dia
sedang minum kopi di sebuah warung. Di warung tersebut, ia melihat tayangan
demonstrasi di televisi yang menayangkan si mahasiswa yang sedang berorasi dan
kemudian bendera merah putih yang di injak-injak oleh para demonstran.
Nilai-nilai yang terdapat
dalam film Sang Penjahit:
Nasionalisme:
nilai ini terlihat dari perjuangan si kakek yang begitu gigih untuk membuat
bendera merah putih. Kecintaannya terhadap Indonesia meskipun dia keturunan
Cina tapi hal tersebut tidak mengurangi rasa cintanya terhadap bangsa
Indonesia.
Pesan Moral yang ada di film
Sang Penjahit:
Pesan
yang ingin disampaikan dalam film ini adalah bahwa tidak peduli apa agama, ras,
etnis, suku kita berasal, kecintaan dan sikap patriotism terhadap bangsa dan
Negara haruslah tidak berbatas.